Monday, March 29, 2021

 

PENGORGANISASIAN INFORMASI/ PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

 

I.    PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang sangat kompleks, terutama dalam pemikirannya. Alat untuk berpikir tersebut adalah otak. Tidak hanya gawai yang mempunyai memori tetapi manusia juga mempunyai memori yaitu otak, yakni memori otak manusia memiliki kemampuan menangani algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas. Namun tidak semua manusia memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang dalam memori yang tidak terisi secara baik.

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.

Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetapi tidak jelas (Anderson, 1980). Namun, demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar.

1.2  Rumusan Masalah

1, Teori pengolahan informasi dan aplikasinya dalam pembelajaran

 

 

 

 

 

 

II.   PEMBAHASAN

A. SISTEM MEMORI MANUSIA

Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat penyimpan informasi dalam waktu yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan (Naisser, 1967).

Memori otak manusia merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu kemudian. Memori otak manusia merupakan suatu system yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi.

Sebagaian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur memori yaitu sebagai berikut :
1. Pencatat penginderaan
2. Penyimpanan jangka pendek
3. Penyimpanan jangka panjang

Dalam memori kerja atau memori jangka pendek informasi tersebut selanjutnya disandikan menjadi wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara tetap. Proses penyandian informasi dan pengiriman ke memori jangka panjang merupakan fase inti dari belajar. Asumsi pokok yang melandasi teori-teori pengolahan informasi adalah bahwa informasi adalah organizer dan prosesor informasi yang aktif, dan rumit.

B. KOMPONEN BELAJAR

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai berikut :

1.    Perhatian ke Stimulus

Pengolahan system informasi dalam memori manusia di awali ketika isyarat fisik diterima pencatat sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik). Isyarat fisik ini, disimpan sebentar untuk diolah dalam system memori.
2. Mengkode Stimulus

Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses inilah yang disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan sehingga pada waktu lain dapat di munculkan kembali dengan mudah.
3. Penyimpanan dan Retrival

Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang.

 C. PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PENGOLAH INFORMASI

Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu system yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpannya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada dilingkungan.

Komponen belajar menurut teori pengolah informasi seperti dipaparkan bada bagain awal bahwa komponen belajar adalah sebagai berikut :
1. Perhatian ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).

Atas dasar komponen komponen belajar tersebut selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yang dapat dilakukan adalah :
a. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus

System memori manusia dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:

1) Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih
2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.

b. Memperlancar Mengkode

Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapakn informasi baru untuk disimpan ke dalam memori jangka panjang. Proses ini, menghendaki transformasi informasi menjadi kode ringan untuk memudahkan mengingat kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberkan pengisyarat, elaborasi, dan cara titian ingatan (mneumonik) sebagai pembantu untuk menyusun sandi, ancangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran.

Ancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang dihasilkan peserta didik, ancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis pembelajaran misalnya penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit, ihtisar bab, pertanyaan ulangan, dan akronim untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik yang kurang dikenal yang bisa memudahkan pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda petunjuk. Tanda-tanda petunjuk misalnya, judul paragraph, priview, kata-kata petunjuk seperti “ayangnya, “yang penting” dan seterusnya.

Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisarat baik visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri dapat membantunya memperoleh asosiasi yang sembarang saja sifatnyas misalnya sebuah daftar, metode loci dan sebagainya.

Penerapan khusus pengisarat dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci untuk belajar bahasa asing. Metode katas-kata penting berguna untuk informasi yang kurang inheren organisasi atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik dapat juga memudahkan pengkodean untuk materi-materi pembelajaran, misalnya menggaris bawahi bacaan dan membuat catatan.

c. Memperlancar penyimpanan dan retrival

Siasat  pengkodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali kelak. Irama bunyi, akronim, sajak, kata-kata pokok, citra visual, semuanya memberikan pengisaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan elaborasi basis peserta didik kedua memberikan sumbangan dalam mengingat kembali. Proses pemunculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Norman dan Bobrow (dalam Degeng 1989) Mengemukakan dau tahap dalam melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama adalah untuk menetapkan informasi yang diinginkan (yang ingin dimunculkan dari dalam ingatan). Tahapan kedua adalah untuk penelusuran yang sebenarnya, yaitu mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan sebenarnya, yaitu yang mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkati di dalamnya, sampai informasi yang diinginkan didapatkan.

Asumsi yang dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secara hirarkis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

III. SIMPULAN

Dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam diri peserta didik mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan megetahui hal-hal yang dapat menghambat serta memperlancar belajar peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih bijaksana dan melakukan hal tepat dalam merencanakan proses pembelajaran, menerapkannya dalam pembelajaran, dan terus mengembangkannya atau mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.

Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman.

https://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/

https://rizkayuni01.wordpress.com/2015/07/02/teori-belajar-pengolahan-informasi/

https://www.scribd.com/document/382343265/Tugas-KB-4-Modul-3-Aplikasi

 

 

 

No comments:

Post a Comment

REKOMENDASI MASKER MEDIS

REKOMENDASI MASKER MEDIS MENURUT MIMIN 😊 yang ramah dikantong 😍  1. MASKER GOTO ENVIRO Temukan Goto Enviro 50 Pcs 3ply Facemask Masker Ear...