Saturday, August 23, 2014

Kuliah selesai jugaa....

Akhirnya setelah menyelesaikan skripsi yang aduhaii membuat seluruh hati, jiwa, dan raga menjadi galau...hingga kite dapat julukan ratu galau.... aku kadang berpikir kalau lagi nuyusun skripsi itu semacam ada kutukan galaunya.... yah mungkin berkaitan dengan masalah perasaan gituhh aku obser kebeberapa teman aku hasil memang begtuu "kutukan skripsi".

aku ngepos foto wisuda yahh hahaha.... bangga dikit kaliii.... namanya udah agak panjangan dikit hihihi... tapi sayang mukanya mirip vampir cina gituh pas make toganya huuuu....

Wednesday, January 22, 2014

RPP uang



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan                  : SD Inpres Gunung Sari Baru
Mata Pelajaran                      : Tematik (Matematika dan Bahasa Indonesia)
Kelas/Semester                       : III/I
Tema Pembelajaran               : Kegiatan

Alokasi Waktu                                    : 3 x 35 menit
Tanggal                                   : 17 oktober 2013
                                                                                                                                                           
I.             Standar Kompetensi
Matematika
Bilangan
1.      Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
Bahasa Indonesia
Mendengarkan
Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan.
II.          Kompetensi Dasar
Matematika
1.5 Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang.
Bahasa Indonesia
1.1 Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan.

III.       Indikator
o Kognitif
·   Produk  : -   Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan uang.

·   Proses    : -   Memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang.
-       Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan.

o Psikomotor
·   Memecahkan masalah berdasarkan petunjuk.




o Afektif
1.      Karakter
·   Teliti
·   Tanggungjawab
2.      Keterampilan sosial
·   Bertanya
·   Menjadi pendengar yang baik.

IV.        Tujuan Pembelajaran

o Kognitif
·   Produk  : -   Melalui penugasan, siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan
      dengan uang.

·   Proses    : -   Melalui penjelasan guru, siswa dapat memecahkan masalah yang
      berkaitan dengan uang.
-       Melalui penjelsan guru, siswa dapat melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan.

o Psikomotor
·   Melalui penjelsan guru, siswa dapat terampil memecahkan masalah berdasarkan petunjuk.

o Afektif
1.   Karakter
·   Teliti,siswa dapat teliti dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
·   Tanggungjawab, siswa dapat bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugasnya baik dalam kelompok maupun individu.
2.   Keterampilan sosial
·   Bertanya,siswa aktif bertanya mengenai materi yang diberikan.
·   Menjadi pendengar yang baik, siswa mendengar dengan baik saat guru menjelaskan.

V.           Materi pembelajaran
o  Matematika                    : Nilai mata uang dan nilai tukar
o  Bahasa Indonesia                        : Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk.

VI.        Model dan Metode Pembelajaran
o  Model pembelajaran
·         Model pembelajaran tematik.

o  Metode pembelajaran
·         Ceramah.
·         Tanya-jawab.
·         Pemberian tugas.

VII.     Sumber dan Media Pembelajaran
o   Sumber belajar
·      Buku Matematika SD kelas III
o   Media pembelajaran
·      Gambar
·      Uang mainan

VIII.  Proses Belajar Mengajar / Skenario Pembelajaran

·      Kegiatan awal
Kegiatan
waktu
1.      Guru menyiapkan siswa untuk belajar.
2.      Berdoa.
3.      Guru melakukan absensi.
4.      Guru melakukan apersepsi.
5.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

± 15 menit

·      Kegiatan inti
Kegiatan
waktu
1.      Guru menjelaskan materi pembelajaran.
2.      Kemudian guru memberikan perintah secara lisan untuk mengambil amplop yang telah disediakan secara satu per satu.
3.      Setelah itu, siswa disuruh untuk mengerjakan soal tersebut.
4.      Kemudian dikumpulkan dan dinilai.
5.      Guru membagikan lembar evaluasi.
± 85 menit

·      Kegiatan akhir
Kegiatan
waktu
1.      Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
2.      Guru memberikan pesan-pesan moral.
3.      Menutup pembelajaran.

±5 menit




IX.        Penilaian
1.   Teknik penilaian              : Tertulis
2.   Bentuk Instrumen             : LKS dan Evaluasi
3.   Instrumen                         : lampiran 2 dan 3
4.   Kunci jawaban                 : lampiran 2 dan 3
5.   Pedoman penskoran         : lampiran 2 dan 3
Daftar Pustaka
Suharyanto, Jacob, C. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

                                                                                                                                                                                                                                                                        Makassar. 17 Oktober 2013
Mengetahui,                                                                                                    
Guru Pembimbing                                                                                            Mahasiswa


Darmaniar                                                                                            Hasmidar
NIP : 19801117200801  2 014                                                                        Nim : 104704267
                                                            Menyetujui,
Dosen Pembimbing


Dra. Hj. Rosdiah Salam, M.Pd.
NIP : 19620310 198703 2 002

Sunday, January 19, 2014

tugas filsafat


Carut-Marut Pendidikan di Indonesia
Berpikir tentang pendidikan di indonesia,maka yang terbesit dipikiran kita semua yaitu sesuatu yang masih perlu banyak perbaikan . Sebab sebaimana yang kita ketahui bersama pendidikan adalah kebutuhan primer bagi manusia. Tapi sayangnya masih banyak penduduk di indonesia yang belum menyadari hakekat pendidikan yang sebenarnya. Ini terbukti dengan masih banyaknya kelakuan-kelakuan manusia yang tidak mencerminkan manusia yang berpendidikan ,seperti : mencuri,pemerkosaan,perampokan,korupsi,kolusi,nepotisme,dan lain sebagainya.
Pendidikan itu bukan berarti hanya dapat berlangsung pada saat kita duduk di dalam kelas dan mendengarkan ceramah dan lain sebagainya dari guru. Tetapi pendidikan itu dapat dilakukan di mana saja , kapan saja dan berlangsung hingga kita masuk lubang ( live long education ) . Jadi, tidak ada batasan dalam menuntut ilmu. Menurut saya pendidikan yang baik itu ada pada lingkungan keluarga , karena dalam lingkungan keluarga kita diajarkan kecerdasan spiritual , keluarga menanamkan nilai-nilai kehidupan pada diri kita , seperti : tolong-menolong,bertanggung jawab, bimbingan, pengarahan, dan cinta kasih dan lain sebagainya.
Kemudian setelah cukup umur , barulah kita dapat mengenyam pendidikan lewat jalur sekolah , di mana , di sekolah pendidikan awal kita pada lingkungan keluarga ( pondasi pendidikan ) dipermantap, artinya segala potensi yang kita bawa dari keluarga itu diasah oleh sekolah. Di sekolah kita ditanamkan kemempuan kognitif , afektif , dan psikomotor.
Setelah mengenyam pendidikan di sekolah , maka kita akan kembali ke masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat inilah kita mengintegrasikan potensi-potensi kita yang telah diasah di sekolah agar berguna bagi kita sendiri dan masyarakat luas . Dalam masyarakat nilai kebaikan agar dapat menumbuhkembangakan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan sosial.
Pendidikan ada sejak manusia itu ada. Jadi , jelaslah bahwa manusia dan pendidikan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Jika bangsa Kita Indonesia ingin menjadi negara yang maju dan jauh lebih baik dari sekarang , maka menurut saya aspek yang paling pertama dan utama yang harus dibenahi yaitu aspek pendidikan. Mengapa demikian ? karena pendidikan adalah “ujung tombak” dari segala aspek kehidupan manusia , baik aspek ekonomi ,aspek politik ,aspek hukum ,aspek kebudayaan , dan aspek-aspek lainnya.
Kenyataannya , telah banyak kebijakan – kebijakan yang telah dikeluarkan untuk memperbaiki aspek pendidikan di indonesia yaitu antara lain : wajib belajar 12 tahun , dana BOS , pendidikan gratis , internet masuk desa , perbaikan kurikulum dan lain sebagainya. Namun nampaknya kebijakan – kebijakan ini masih belum menyentuh masyarakat luas. Ini terbukti dengan masih banyaknya anak – anak indonesia yang tidak bersekolah , penduduk indonesia masih banyak yang buta huruf dan lain sebagainya.
Hal ini karena masyarakat indonesia pola pikirnya lebih kepada hanya bagaimana untuk mendapatkan uang atau “ matrealistik “ , nah dampaknya anak di bawah umur sudah disuruh untuk mencari uang padahal seharusnya anak – anak itu bersekolah , mengenyam pendidikan agar kehidupannya jauh lebih baik. Toh, bukankah pendidikan sekolah diberikan subsidi oleh pemerintah agar anak – anak indonesia dapat mengenyam pendidikan sekolah.
Tetapi hal ini menjadi semakin pelik mengingat masyarakat indonesia masih banyak yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan ataupun di bawah garis kemiskinan, jangankan untuk bersekolah untuk makan saja mereka kesulitan, sehingga jangan heran kita banyak melihat anak – anak usia sekolah yang berkeliaran di jalan pada jam – jam sekolah karena mereka menganggap pendidikan urusan yang kedua dalam hidup mereka karena yang paling utama untuk mereka adalah urusan perut. Kita tidak boleh  langsung menyalahkan mereka karena urusan perutpun adalah kebutuhan primer manusia.
Pendidikan dapat memperbaiki kehidupan manusia , namun sangat disayangkan pada kenyataannya banyak kita jumpai di negara kita tercinta ini negara indonesia masih banyak orang-orang yang berpendidikan tetapi tidak terdidik. Contohnya para koruptor yang selalu menghantui kehidupan masyarakat . Mereka rata-rata bergelar profesor , Doktor , tetapi kelakuannya sangat tidak mencerminkan gelar yang mereka sandang dengan bangganya.Mereka terlalu egoistik , matrealistik sehingga yang ada dipikiran mereka hanya ada uang , uang , uang ,dan uang.
Bagaimana mungkin kehidupan bangsa indonesia akan baik jika para pemimpinnya hanya memikirkan uang saja ,seakan – akan mereka lupa untuk apa mereka menjabat ???, Tidak heran karena pada awal mulanya saja pada masa pencalonan mereka telah menyogok masyarakat untuk memilihnya . jadi siapakah yang patut dipersalahkan ?, masyarakatkah? Atau pemerintahkah? , atau siapa ?
Tetapi menurut saya , kita susah untuk melihat hitam putih dari masalah ini. Mungkin saja masyarakat menerima uang sogokan itu karena terpaksa sebab mereka butuh untuk makan. Kita tidak boleh langsung menyalah mereka dong.
Masyarakat hanya mencontoh perilaku para pemimpin yang koruptor, sehingga dalam masyarakat banyak sekali kekacauan yang terjadi misalnya saja pencurian , pencopetan ,dan lain senagainya.
Dalam dunia pendidikan persekolahan pun tidak luput dari masalah . Sudah banyak kejadian dalam masyarakat yang sungguh sangan memprihatinkan. Misalnya saja seorang anak sd tega membunuh temannya hanya gara – gara uang seribu perak. Menurut saya kejadian ini sangat menampar wajah pendidikan indonesia. Bagaimana mungkin anak sd dapat melakukan tindakan pembunuhan kepada temannya sendiri Cuma karena uang seribuan ?. Sungguh ironis memang tetapi inilah kenyataannnya. Dunia pendidikan indonesia ibarat menelan pil pahit.
Menurut psikolog dan para ahli kenakalan – kenakalan yang dilakukan oleh banyak remaja di indonesia terjadi karena banyak hal yang mendasarinya atau banyak motif yang melatarbelakangi perbuatan itu. Bisa jadi mereka kekurangan perhatian sehingga mereka melakukan suatu kenakalan agar mereka mendapat perhatian . kemudian para pengamat pendidikan berpandangan bahwa kenekalan – kenakalan remaja ini terjadi karena terlalu padatnya kurikulum yang ada pada saat ini. Dan kurikulum 2013 pun memang ada beberapa bidang studi yang dilebur tetapi jam mata pelajaran ditambah, bukankah ini sama saja. Sehingga mereka merasa jenuh harus terus – menerus belajar dampaknya mereka melakukan hal – hal yang ekstrem.
Dan faktanya lagi , dunia pendidikan di indonesia tidak luput pula oleh KKN. Sudah menjadi rahasia umum ,kalau ingin masuk ke sekolah – sekolah favorit bahkan universitas- universitas favorit kita harus mempunyai duit berlebih dan “orang dalam “. walaupun masih ada juga sebahagian yang jujur dan lulus tanpa harus membayar lebih dan kenal dengan orang dalam.
Pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2013 ini sangat memalukan, pertama kali dalam sejarah ujian nasional tidak dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah indonesia. Sampai-sampai ada stasiun televisi swasta yang mengatakan “ujian (gagal) nasional “, sebab tidak dilaksanakan secara bersama-sama di semua wilayah indonesia. Dan parahnya lagi menteri pendidikan seakan-akan ingin “mencuci tangan” dari masalah ini dengan mengatakan ini semua akibat keterlambatan dari perusahaan percetakan. Namun, kenyataannya perusahaan percetakan mengatakan bahwa ini semua terjadi akibat filenya yang terlambat datang untuk dicetak,sebab pihak percetakan meminta filenya dikirim tiga bulan sebelum ujian nasional dilaksanakan tetapi faktanya filenya dikirim setelah waktunya hampir mepet. Tetapi pihak pemerintah berkilah itu dilakukan agar filenya tidak “bocor”. Lantas pertanyaannya sekarang, masih pantaskah ujian nasional itu dilaksanakan ?
Apakah ujian nasional harus dihapuskan atau tidak. Kalau menurut saya pribadi Ujian Nasional tidak usah dihapuskan tetapi alangkah baiknya jika ujian nasional bukan menjadi penentu dalam meentukan kelulusan siswa tetapi kelulusan siswa sebaiknya dikembalikan saja pada pihak sekolah, sebab tentu yang paling tahu keadaan murid adalah guru mereka yang hampir setiap hari berinteraksi dengan mereka. Mungkin saja pada saat ujian nasional siswa merasa gugup sehingga mereka lupa apa yang harus mereka jawab dan lain sebagainya. Apalagi paket ujian nasional kali ini terdiri dari dua puluh paket. Ini semakin menambah kekhawatiran siswa dan menjadi beban berat bagi siswa, walaupun kita tahu maksud dari dua puluh paket itu agar meminimalisir kecurangan dalam ujian nasional.
Sebutan Guru menurut saya adalah sebutan yang sangat “sakral”, namun ironis sekali banyak guru – guru di indonesia yang menurut saya masih belum pantas menyandang gelar itu. Buktinya masih sering kita menjumpai di koran, majalah, internet, maupun media elektronik seperti televisi misalnya seorang guru sd melakukan aksi pencabulan terhadap siswanya yang masih di bawah umur, memperkosa,dan lain sebagainya.
Walaupun telah ada yang namanya sertifikasi guru yang pada dasarnya tujuannya yaitu memperbaiki kinerja guru dalam mengemban tugasnya, tetapi menurut saya ini masih belum efektif dan hanya membuang-buang dana saja . mengapa demikian karena sertifikasi guru ini hanya dilakukan dalam kurun waktu yang singkat . Nah , menurut saya mana mungkin dengan waktu yang singkat kita dapat membuat guru itu menjadi berkompeten. Membuat guru yang kompeten tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dan yang saya dengar – dengar ternyata dana sertifikasi itu pun dikorup. Dan lagi motivasi guru untuk mengikuti kegiatan sertifikasi ini bukan untuk menjadi guru yang lebih baik lagi atau guru yang profesional tetapi hanya untuk mendapat gaji yang lebih saja. Ini terbukti dengan adanya guru yang menyuruh mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas mereka yang berkaitan dengan perbaikan kompetensi guru.
Sunnguh sangat ironis  kehidupan pendidikan di indonesia. Bagaimana masyarakat indonesisa bisa sejahtera jika dunia pendidikan saja masih carut-marut begini.
Dari uraian di atas , menurut saya bangsa kita telah mengalami krisis moral/karekter. Kata Thomas Lickona,1992 Sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran ketka karakternya tergadai.”.
Nah,di sinilah peran atau kegunaan dari filsafat itu sendiri. Melalui pemikiran filsafat, manusia dimingkinkan dapat melihat kebenaran tentang sesuatu di antara kebenaran-kebenaran yang lain. Hal ini memungkinkan kita mencoba mengambil segala kemungkinan informasi (alternatif), di antara alternatif kebenaran yang ada ketika itu. Dalam hal ini manusia yang mampu mengadakan pilihan-pilihan yang tepat terhadap masalah-masalah yang dihadapi, maka ia belajar mendekati “kebijaksanaan” . Ini akan berfungsi jika kelak calon calon guru menjadi guru dalam menghadapi murid yang beraneka ragam,maka kita akan dapat memilih kebenaran di antara kebenaran-kebenaran yang lain.
Seorang yang bijaksana akan memiliki kemungkinan yang paling tepat dalam  usahanya mencapai “kesejahteraan hidup”. Karena ia mempunyai wawasan yang tepat dan mendalam. Dia berusaha mengerti apa artinya hidup dan dirinya dengan segala masalah yang muncul dan yang ia hadapi.
Di samping itu, filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya kita dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman dan agama di dalam usaha manusia mencapai pemenuhan kebutuhannya dalam usaha yang lebih lanjut yaitu “Mencapai Hidup Sejahtera”.
Dalam hal ini manusia tidak dengan begitu saja menceburkan diri ke dalam salah satu perbuatan atau situasi, karena ia selalu sadar, bahwa ia berbuat tentang sesuatu atau tidak tentang sesuatu itu. Di sini peranan filsafat adalah secara kritis menyerasikan kehidupan menusia, sehingga tampak sikap hidup manusia serta arah yang mendasarinya di dalam usaha mereka mencapai kesejahteraan hidup tadi.
Kemudian solusi yang dapat saya tawarkan yaitu sebaiknya pemerintah merangkul masyarakat agar lebih mengerti arti pendidikan , kemudian masyarakat mengawasi kinerja pemerintah agar tidak melakukan KKN.
Dan menurut saya, kurikulum seharusnya jangan terlalu padat karena hal ini dapat membuat siswa stres belajar terus. Bukankah seharusnya anak-anak belajar dengan hati senang dan gembira agar mereka dapat menerima pelajaran dengan baik ,agar apa yang disampaikan oleh guru dapat dicerna dengan baik oleh siswa. Sehingga pada akhirnya siswa dapat menanamkaan budaya belajar mandiri pada diri mereka masing-masing. Kemudian jam mata pelajaran agama dan PPKn harus ditambah agar siswa mwndapat sedikit siraman rohani atau nilai-nilai kehidupan. Kemudian mata pelajaran sejarah juga tidak kalah pentingnya , sebab dengan belajar sejarah siswa dapat mengetahui betapa susahnya para pahlawan kita dalam memperjuangkan bangsa indonesia. Ini dapat memberikan pengalaman berharga dan dapat mencontoh sikap patriotisme para pahlawan dan kehidupan sehari-hari siswa. Atau kalau perlu mata pelajaran filsafat diajarkan saja sejak dini,agar kita tidak menjadi terkatung-katung. Sebab salah satu fungsi dari filsafat yaitu menjadi panunjuk arah ataupun pedoman hidup.
Jadi, saran saya bagi pemerintah yaitu jangan pernah menyerah untuk memperbaiki dunia pendidikan kita,karena bila dunia pendidikan baik maka kehidupan yang lain pasti akan lebih baik. Kemudian saran saya untuk masyarakat yaitu seharusnya masyarakat lebih mengerti hakekat pendidikan yang sesungguhnya dan lebih berusaha lagi untuk dapat menyekolahkan anak-anak mereka agar dapat hidup lebih baik lagi.

REKOMENDASI MASKER MEDIS

REKOMENDASI MASKER MEDIS MENURUT MIMIN 😊 yang ramah dikantong 😍  1. MASKER GOTO ENVIRO Temukan Goto Enviro 50 Pcs 3ply Facemask Masker Ear...